Polisi agama Saudi hari Kamis kemarin (11/2) melancarkan tindakan keras secara nasional terhadap toko-toko yang menjual barang-barang bermotif merah atau yang sejenisnya mengacu kepada pelarangan perayaan Hari Valentine, kata pejabat Saudi.
Anggota polisi agama Saudi memeriksa toko-toko mencari produk-produk berupa mawar berwarna merah, hiasan berbentuk hati atau hadiah-hadiah yang dibungkus dalam warna merah, dan memerintahkan pemilik toko untuk menyingkirkan semua produk-produk tersebut, kata pejabat. Dia berbicara dengan syarat anonim karena ia tidak berwenang berbicara kepada wartawan.
Berwarna merah atau berbentuk hati merupakan barang legal pada waktu lain sepanjang tahun, namun khusus menjelang dan mendekati 14 Februari barang-barang tersebut menjadi barang terlarang, namun sebagian pedagang nakal banyak yang menyelundupkan barang-barang terlarang tersebut ke Arab Saudi.
Sebagian besar toko di Riyadh di lingkungan kelas menengah ke atas, telah menghapus semua item berwarnah merah dari rak toko mereka. Sebuah pernyataan yang disampaikan oleh polisi agama yang diterbitkan di koran Saudi, yang secara informal dikenal sebagai muttawa, menyatakan bahwa pemilik toko akan mendapat peringatan terhadap setiap pelanggaran yang mereka lakukan terkait penjualan barang atau produk terkait dengan "V Day".
"Mereka yang tidak mematuhi akan dihukum," kata pernyataan itu, tanpa mengeja langkah-langkah apa yang akan menimpa para pelanggarnya.
Pelarangan hari Valentine ini sejalan dengan aturan ketat Islam yang diterapkan Saudi selama lebih dari satu abad. Saudi juga melarang beberapa hari libur Islam yang biasa ada di negara-negara muslim lainnya karena menganggap hal tersebut sebagi "Bid'ah (inovasi beragama) meskipun tidak ada sanksi tegas terhadap perbuatan seperti itu, kecuali dua hari libur yang paling penting Idul Adha dan Idul Fitri. Namun banyak warga Saudi, yang masih ingin memperingati Valentine dan melakukan belanja barang atau produk terkait dengannya menjelang hari valentine.
Setiap tahun, polisi agama Saudi melakukan memobilisasi menjelang 14 Februari, mereka merazia toko-toko bunga dan hadiah, menyita semua item produk yang berwarna merah, termasuk bunga.
Kontras dengan Saudi, di Ibukota Mesir, Kairo, tidak ada pembatasan terkait dengan hari Valentine, toko-toko dan restoran akan berlebihan dalam menyambut V Day, mereka membuat dekorasi berupa hati dengan pita merah.
Sedangkan di Dubai, yang masyarakatnya mayoritas ekspatriat - setiap tahun menjelang tanggal 14 Februari menyambut hari Valentine. Hotel-hotel mewah terbungkus dengan dekorasi berwarna merah, dan juga menawarkan makan malam romantis spesial. Mal dan kafe juga dihiasi dengan hati ukuran raksasa dan toko-toko bunga menawarkan penawaran promosi terhadap bunga mawar berwarna merah.
Anggota polisi agama Saudi memeriksa toko-toko mencari produk-produk berupa mawar berwarna merah, hiasan berbentuk hati atau hadiah-hadiah yang dibungkus dalam warna merah, dan memerintahkan pemilik toko untuk menyingkirkan semua produk-produk tersebut, kata pejabat. Dia berbicara dengan syarat anonim karena ia tidak berwenang berbicara kepada wartawan.
Berwarna merah atau berbentuk hati merupakan barang legal pada waktu lain sepanjang tahun, namun khusus menjelang dan mendekati 14 Februari barang-barang tersebut menjadi barang terlarang, namun sebagian pedagang nakal banyak yang menyelundupkan barang-barang terlarang tersebut ke Arab Saudi.
Sebagian besar toko di Riyadh di lingkungan kelas menengah ke atas, telah menghapus semua item berwarnah merah dari rak toko mereka. Sebuah pernyataan yang disampaikan oleh polisi agama yang diterbitkan di koran Saudi, yang secara informal dikenal sebagai muttawa, menyatakan bahwa pemilik toko akan mendapat peringatan terhadap setiap pelanggaran yang mereka lakukan terkait penjualan barang atau produk terkait dengan "V Day".
"Mereka yang tidak mematuhi akan dihukum," kata pernyataan itu, tanpa mengeja langkah-langkah apa yang akan menimpa para pelanggarnya.
Pelarangan hari Valentine ini sejalan dengan aturan ketat Islam yang diterapkan Saudi selama lebih dari satu abad. Saudi juga melarang beberapa hari libur Islam yang biasa ada di negara-negara muslim lainnya karena menganggap hal tersebut sebagi "Bid'ah (inovasi beragama) meskipun tidak ada sanksi tegas terhadap perbuatan seperti itu, kecuali dua hari libur yang paling penting Idul Adha dan Idul Fitri. Namun banyak warga Saudi, yang masih ingin memperingati Valentine dan melakukan belanja barang atau produk terkait dengannya menjelang hari valentine.
Setiap tahun, polisi agama Saudi melakukan memobilisasi menjelang 14 Februari, mereka merazia toko-toko bunga dan hadiah, menyita semua item produk yang berwarna merah, termasuk bunga.
Kontras dengan Saudi, di Ibukota Mesir, Kairo, tidak ada pembatasan terkait dengan hari Valentine, toko-toko dan restoran akan berlebihan dalam menyambut V Day, mereka membuat dekorasi berupa hati dengan pita merah.
Sedangkan di Dubai, yang masyarakatnya mayoritas ekspatriat - setiap tahun menjelang tanggal 14 Februari menyambut hari Valentine. Hotel-hotel mewah terbungkus dengan dekorasi berwarna merah, dan juga menawarkan makan malam romantis spesial. Mal dan kafe juga dihiasi dengan hati ukuran raksasa dan toko-toko bunga menawarkan penawaran promosi terhadap bunga mawar berwarna merah.
0 thoughts on “Polisi Saudi Lakukan Razia Produk Berbau Valentine”